MOTIVASI HIDUP
RESUME FILM SANG PENCERAH
Tahun
1868 Kauman merupakan kampung islam terbesar di Yogyakarta dengan Masjid besar
sebagai pusat kegiatan agama, dipimpin seorang penghulu bergelar
Kamaludiningrat. Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang
meletakan raja sebagai perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa
raja adalah sabda Tuhan yang membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan
mistik. Sementara itu, kemiskinan dan kebodohan sangat merajalela yang
diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah Belanda. Sedangkan Agama
tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan urusan tahayul
yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al’Quran dan Sunah Rassul.
Ahmad
Dahlan nama waktu beliau masih kecil adalah Muhammad Darwis. Ahmad Dahlan
merupakan keturunan Maulana Malik Ibrahim. Ia lahir pada tanggal 1 agustus 1868
dari pasangan orang tua yang dikenal sebagai pemuka agama. ayahnya, Kyai Haji
Abu Bakar, adalah serang khatib dan Imama besar di Mesjid Besar Kesultanan
Yogyakarta. Sedangkan ibunya anaka seorang penghulu bernama Haji Ibrahim.
silsilah keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunya keturunan priyayi dan kyai
sekaligus.
Kebanyakan
masyarakat kampung selalu memberikan sesajen ditempat-tempat yang dianggap
sakral salah satunya menyimpan kelapa muda dan kembang-kembang dibawah pohon
rindang. Ia adalah pemuda yang berbeda dengan yang lainnya.
Muhammad Darwis ingin menunaikan ibadah haji
dan akan mendalami islam di Mekkah. Ia meminta doa restu dan pendapat dari
beberapa orang. Nasehat yang diberikan antara lain agar Muhammad Darwis
sepulang dari Mekkah harus membawa perubahan. Pada tahun 1890, pada usia yang masihh
remaja Muhammad Darwis diminta oleh ayahnya untuk menunaikan ibadah haji sambil
memperdalam ilmu agama Islam di tanahh suci.
Kembali di
tanah air, Muhammad Darwis mengubah namaya menjadi Ahmad Dahlan, dan demikian
bersemangat untuk sebuah cita-cita melakukan pemikiran dan pemahaman Islam. Kemudian
Ahmad Dahlan menikah. Ahmad Dahlan Menjadi Khotib di Masjid Besar Kasultanan
Hadiningrat. Dalam khotbah pertamanya, dia menyindir kebiasaan penduduk di
kampungnya, Dalam berdoa itu Cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu
kyai, ketip, apalagi sesajen. Tetapi langsung kepada Allah. Tetapi dia dimusih/
ditolak oleh beberapa kyai. Beliau berpesan
kepada muridnya bahwa Orang yang beragama adalah orang yang merasakan
keindahan, tentram, damai, cerah.
Ia mengawali
cita-citanya itu dengan mengubah arah kiblat pada arah yang sebanarnya. Namun
praktek pembaharuan yang dilakukan Ahmad Dahlan tidak semudah yang diharapkan.
Untuk yang pertama ia gagal merealisasikan perubahan arah kiblat di masjid Besar
Kesultanan Yogyakarta. Kebanyakan kaum tua menentang langkah Dahlan tersebut.
Beliau membuktikan dengan ilmu falaq, dan membuka peta. Merubah kearah 23
derajat dari arah semula. Dahlan kemudian berusaha mewujudkan maksud
pembaharuannya itu dengan membangun langgar sendiri dan meletakkan kiblat
dengan tepat yang biasa dijuluki langgar
kidul. Usaha ini pun gagal karena lagi-lagi mendapat tantangan dari kaum
tua. Seorang pengahulu di daerah itu bahkan memerintahkan masyarakat mengahancurkan
langgar yang dibangun K.H Ahmad Dahlan. Ia sempat putus asa. Kemudian ia
dibujuk oleh saudaranya untuk tetap tegar dan membangun lagi langgarnya.
Ahmad
Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda
Kauman itu surut. Budi utomo bukan
perkumpulan politik tetapi hanya
pendidikan dan kesehatan. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah
(Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji),
Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara)
dan Dirjo (Abdurrahman Arif).
Pada suatu
masa kyai Dahlan mendirikan sekolah madrasah dengan dibantu oleh
murid-muridnya, sekolah tersebut dibuka secara geratis untuk umum, anak-anak
yang belum sekolah, dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Kyai Dahlan
dan murid-muridnya mencari anak-anak dikampung Kauman mereka dirawat layaknya
anak sendiri dan dibekali dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Namun setelah
berdirinya sekolah tersebut mendapati tolakan-tolakan dari guru-guru besar yang
dahulu mengajari Dahlan saat menuntut ilmu karena sekolah yang didirikan K.H
Ahmad Dahlan menggunakan fasilitas-fasilitas yang sudah modern seperti adanya
meja, kursi, papan tulis. Guru-gurunya marah karena fasilitas tersebut adalah
fasilitas yang digunakan oleh orang-orang kafir.
Saat guru
besar dari Magelang yang mengajari Ahmad Dahlan tempo dulu datang mengunjungi
sekolah yang didirikan Ahmad Dahlan, gurunya kyai Muhammad Darwis tersebut
malah mengejek-ngejek Ahmad Dahlan karena kyai Ahmad Dahlan salah telah
menggunakan fasilitas sekolahnya dengan buatan orang-orang kafir. Akan tetapi
kyai muhammad menanggapinya dengan tenang dan sabar malah kyai Ahmad Dahlan
menjelaskan balik secara sopan kepada gurunya tersebut. Setelah beberapa saat
akhirnya K.H Ahmad Dahlan diterima oleh masyarakat dan tokoh-tokoh agama.
Pesan
K.H Ahmad Dahlan “belajar menjadi yang terbaik dimata Allah. Tidak hanya untuk
diri sendiri tetapi untuk kepentingan orang banyak. Hidup ini singkat tidak
hanya satu kali, maka manfaatkan tidak hanya untuk diri sendiri”. Ahmad Dahlan
membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar
berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Kesimpulan
menjadi pemuda itu harus berbeda dengan yang lain, berbeda dalam kebaikan. Dan
harus lebih dari orang lain contohnya adalah lebih dalam ilmu. Mencari ilmu
tidak hanya dengan orang islam saja tetapi kita bisa mencontoh agama lain,
bukan agamanya yang kita contoh tetapi bisa juga ilmu politik dan ekonomi. Cari
lah ilmu dan jangan ikut-ikutan kalau tidak tahu. Pesan dari Ahmad Dahlan "hidupilah Muhammadiyah, tetapi jangan mencari hidup dari
Muhammadiyah".
Komentar
Posting Komentar